Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin
Malik ra bahwa ia berkata: Pernah seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah lalu bertanya: Wahai Rasulullah kapan hari kiamat datang?
Beliau bersabda: Apa yang kamu persiapkan untuknya? Ia menjawab: cinta
kepada Allah dan cinta kepada Rasul-Nya. Beliau bersabda: Engkau akan
bersama orang yang kamu cintai. (*)
Rasulullah bersabda, bagaimana
untuk dapat merasakan manisnya iman : menjadikan Allah dan Rasul sebagai
yang paling dicintai, tidak mencintai sesuatu selain karena Allah,
membenci kembali kepada kekufuran sebagaimaan membenci api neraka. (HR Bukhari)
Miskonsepsi pertama yang
ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan
belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan
kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal
sehat. (*)
Cinta membutuhkan proses !!!
Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandangan pertama.
Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks,
katanya. Untuk
tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. (*)
Mulailah sekarang, mulailah di
mana kamu berada sekarang dengan apa adanya. Jangan pernah pikirkan
kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa
cintalah yang memilih kita untuk mencintainya. (*)
Menikahi wanita atau pria
karena kecantikannya atau ketampanannya sama seperti membeli rumah
karena lapisan catnya. Harta milik yang paling berharga bagi seorang
pria di dunia ini adalah hati seorang wanita. (*)
Berilah cinta tanpa meminta
balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah. (*)
Cinta Berpijak
pada Perasaan Sekaligus Akal Sehat. (*)
Ada apa dengan cinta?
Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi.
Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga
produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula. (*)
Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit (panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang-berarti tidak benar-benar mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar